Jumat, 28 Oktober 2016

Bait Kerinduan

Selamat pagi separuh jiwa
Lagi apa di sana ?
Maaf baru sekarang
Hati merangkai selembar bait

Rindu ini akhirnya mendidih
Terbakar jilatan kuncup api
Sang nyala abadi dari ufuk timur
Kala mekar dengan rona merahnya

Riak ombak nampak sorak sorai
Bebaris kerlap kerlip
Beriring menggelar lembaran emas
Dari jilatan lidah-lidah apai

Seperti gulungan permadani
Tergelar menyambutku
Yang masih meringkuk menuai hangat
Pada pondok kecil pesisir barat

Selempang rindu yang melilit lusuh di leherku
Masih tabah membebani hariku
Setelah pertama kali hadir sebagai tanda ikatan cinta kita
Seperti tak rela rindu ini hilang dari pada ku

Cumbuannya begitu berapi-api
Di tiap detik demi detik
Hingga nafasku mesti kencang berlari
Imbangi degup dada yang terus melaju

Masihkah kau membuka-buka catatan lama ?
Seperti ku di sini
Tetap selalu tersenyum
Melukiskan cinta kita yang tak layu
Termakan keropos masa di dada ku

Adakah kau menitikkan air mata ?
Seperti ku di sini
Yang selalu haru
Ingin bertegur sapa lagi dengan mu

Sudikah kau memikirkan ku ?
Seperti ku disini
Yang tak pernah mampu
Menghapus bayangmu dalam hati ku

Sudah ya ...
Beberapa bait ini saja dulu
Sebagai awal tegur sapa kita kembali
Ku harap ada bait-bait rindu
Akan datang menyapaku

Teriring salam penuh rindu
Dari ku buat mu di sana ...