Selamat pagi separuh jiwa
Lagi apa di sana ?
Maaf baru sekarang
Hati merangkai selembar bait
Rindu ini akhirnya mendidih
Terbakar jilatan kuncup api
Sang nyala abadi dari ufuk timur
Kala mekar dengan rona merahnya
Riak ombak nampak sorak sorai
Bebaris kerlap kerlip
Beriring menggelar lembaran emas
Dari jilatan lidah-lidah apai
Seperti gulungan permadani
Tergelar menyambutku
Yang masih meringkuk menuai hangat
Pada pondok kecil pesisir barat
Selempang rindu yang melilit lusuh di leherku
Masih tabah membebani hariku
Setelah pertama kali hadir sebagai tanda ikatan cinta
kita
Seperti tak rela rindu ini hilang dari pada ku
Cumbuannya begitu berapi-api
Di tiap detik demi detik
Hingga nafasku mesti kencang berlari
Imbangi degup dada yang terus melaju
Masihkah kau membuka-buka catatan lama ?
Seperti ku di sini
Tetap selalu tersenyum
Melukiskan cinta kita yang tak layu
Termakan keropos masa di dada ku
Adakah kau menitikkan air mata ?
Seperti ku di sini
Yang selalu haru
Ingin bertegur sapa lagi dengan mu
Sudikah kau memikirkan ku ?
Seperti ku disini
Yang tak pernah mampu
Menghapus bayangmu dalam hati ku
Sudah ya ...
Beberapa bait ini saja dulu
Sebagai awal tegur sapa kita kembali
Ku harap ada bait-bait rindu
Akan datang menyapaku
Teriring salam penuh rindu
Dari ku buat mu di sana ...