Jumat, 24 Maret 2017

Surga Pun Terjepit

Makhluk-Makhluk cantik
Mengundang simpatik
Sexy nan menggairahkan
Mengusik birahi-birahi

Tirai aurat dari bahan berkelas
Mengembang terbang di tiap langkah
Di atas hak-hak tinggi
Menetes liur-liur dari lidah yang memanjang

Senyum puas terpantul dari seringai lapar seisi gedung menjulang
Atas kedigdayaan yang memabukkan
Bangga pada sepotong masa
Pada waktu yang sedang mampu kau jinakkan

Aku termangu
Begitu jelas surga terendus
Samar di balik tirai-tirai kesopanan
Tirai yang mungil sekedar ada demi melunasi pranata di ruang-ruang kota

Kasihan ada logika yang hilang
Bahwa sedari lahir kau sudah sekuntum bunga
Ada lupa yang mendarah daging
Bahwa sesuatu bernilai tinggi di nilai dari bentuk penghargaan yang juga tinggi

Maka kebanggaan yang di junjung
Adalah sesuatu yang tak perlu di jaga sungguh-sungguh
Kebanggaan yang di tenteng kesana-kemari
Hanyalah aura murahan diri

Demi kekuasaan ikhlas jadi budak
Demi kemewahan rela jadi murahan
Tak lama lagi atau bahkan sudah
Berbagi surga jadi sebuah kelaziman

"Paham ?".
Lalu kau bilang...
"Ini tuntutan kerja...".
Aku diam...
lalu kau sinis berujar sambil berpangku kaki...
"Sekarang udah jaman emansipasi mas...!".
Aku terperangah menatap nanar
Bahkan surga nampak terjepit di hadap ku


Timor@Terminal Qoe_Punk
24032017