Senin, 30 April 2018

Embun Sirna Satu-Satu

Rembulan pulang
Mentari telanjangi sudut-sudut remang
Butir embun sirna satu-satu
Tinggalkan daun-daun waru

Bale bambu lembab
Tempat cinta kerap terjerembab
Berlumuran keringat
Telah kering memucat

Kepak kupu-kupu
Kebisuan jengkrik
Entah tak tahu
Atau lupa tentang malam yang berisik

Disanalah
Cinta menjadi pesakitan
Dijejali salah
Suritauladan lupa peranan

Dan bale bambu
Tetap membisu
Nikmati tembang satu malam
Hingga rembulan terbenam

Generasi besutan remang malam
Riuhkan malam
Jerat demi jerat
Remang berkeringat

Esok embun sirna satu-satu...

Timor010518

Minggu, 29 April 2018

KEKASIH...

Kekasih...
Kata yang terukir di bilik-bilik dada
Tempat bersemayam rona senyum
Meski telah lupa arti senyum itu

Terimakasih...
Pernah setia temani
Saat imaji bertamasya
Pada tiang-tiang karat dermaga tua

Sampan itu...
Yang kini teronggok lapuk di tepian karang
Dulu cinta pernah memerah bara di alun gelombang
Dan gemercik ombak setia menjaga kesejukannya

Kekasih...
Ingatkah ketika jemariku lembut membelai lengkung dagu itu
Kau tersipu dengan cara dewasa
Hormatku tumbuh seketika

Kekasih...
Kini imajiku telah hilang arah
Lengkung dagu itu sirna
sisakan lapuk dan karat dalam kenangan

Ku coba mengais jelaga
Pada bara rasa yang pernah ku rasa
Tapi kau terlalu tegas
Menghilang tanpa bekas

Kekasih...

Timor260418

Rabu, 25 April 2018

Kaum Berani Mati

Keberanian...
Adalah perempuan
Makhluk yang ku pikir lemah
Awalnya

Disingkirkanya sekian pilihan
Memilih berani mati
Melahirkan aku, kamu, dia, juga mereka
Demi terselenggaranya kehidupan

Ku jalani waktu
Seiring ibu kian terbungkuk
Lalu pasrah
Mengakhiri kisahnya

Kepasrahan...
Adalah aku laki-laki
Bangga pada keyakinan
Kematian adalah awal kehidupan

Keberanian...
Apakah ada padaku
Bukankah ibu sudah tunjukan
Tidak, aku penakut

Tiada kematian dengan keberanian
Lihatlah ibu
Telah mati dengan kepasrahan
Tapi pernah berani mati dalam hidupnya

Aku pernah bilang
Berani mati demi keyakinan
Demi sahabat sejati
Demi kebenaran

Tapi dia laki-laki
Butuh alasan kuat
Mesti ada yang salah
Mesti ada korban

Lalu apa sudah kuyakini
Bahwa mati bukanlah akhir
Melainkan awal kehidupan bahagia
Yang ku agung-agungkan penuh paksaan

Sesungguhnya aku penipu
Meletakkan jendela hati
Pada koar besar mulutku
Harus lebih hebat kaumku

Lihatlah barisan perempuan
Menjemput pasrah akhir kisahnya
Setelah sekian kali
Berani membunuh kisahnya

Lalu barisan laki-laki
Menjemput pasrah akhir kisahnya
Setelah sekian kali
Hanya pasrah mengadu kisahnya

Telah ku sadari
Sesungguhnya
Yang lemah lah
Sang pemberani

Timor250418

Selasa, 24 April 2018

Selesai !

Sudahlah...
Aku hanyalah kau
Yang kamu sapa
Bersama piring gelas melayang

Telah pada kiraku
Sejak aku masihlah kamu
Yang kamu sapa manja
Dari binar mata hijaumu

Tiada kehilangan yang kan mengajakku bergetar
Kamu hanyalah makhluk mahal
Setara lembar-lembar bernilai
Di dalam dompetku

Timor240418

Minggu, 08 April 2018

Bodoh Sendiri

Ketika rindu pelan berkarat
Bintang juga rembulan
Kadang enggan menemani
Hangat yang tak lupa kita bagi
Terhalau Mega utuh berarak
Kamu matahariku
Kini terpisah mendung
Aku tau kamu di situ
Riang sahabatku mega
Aku mesti bagaimana ?
Ahh...sudahlah...
Aku bodoh sendiri
Nikmati saja sepi ini
Masih ada kelakar ombak di tepian karang

Timor280318