Rabu, 15 Maret 2017

Di Dunia Yang Ini

Legam kasar jemariku kerap mencumbui jejak-jejak lentik jemarimu
Sebentuk ikhlas yang menyenangkan
Tanpa pamrih
Aku adalah suka
Datang bagai hujan
Sirami setiap jejak yang kau lukis
Lalu berlalu
Di tiap pagi siang sore dan malammu
Benci ?
Itu urusanmu
Suka ?
Terserah
Bosan ?
Marah ?
Tuangkan pada jejak-jejak baru
Aku akan kembali bagai hujan
Bersama suka ku

Timor11032017

Maafkan Aku Hati...

Seperti belajar melukis
Dengan senyum merekah manis
Warna-warni pasti yang kau gores
Membentuk raut tangis
Sekilas kau terperangah

Setiap garis-garis halus yang kau tarik
Coba berbisik pada sketsa
Tersenyumlah pada dunia
Wajah itu semakin muram menatapmu

Kau makin tersenyum lebar
Lalu melukis sekuntum mawar
Pada kuping sang wajah sketsa
Kecut mengkerut rona pipi itu

Kau tertunduk
Coba sembunyi dari tatapan itu
Seribu kali kau tersenyum
Seribu gurat sedih yang kau gores

Coba kau selami
Kedalaman suara hati
Temukan tempatmu bersembunyi
Hati berbisik tak mungkin

Selembar kanvas putih
Ikhlas kau sapukan kuwas
Pada satu garis lurus
Wajahmu bersemu merah

Itu aku
Aku yang ini
Yang menatap sketsa ini
Ujarmu berbinar

Mendung perlahan tersibak
Kilau mentari menatapmu hangat
Cairkan kebekuan yang lama bekap hati
Aku tau telah lama aku penipu

Jujurmu telah lama subur
Tumbuh di penggal hayatmu dalam diam
Bagai rumpun kaktus di tengah gurun
Tak binasa oleh badai pasir yang menderu-deru

Tapi kau terus berlari
Ikuti setiap lekuk fatamorgana
Karena jujur yang ini
Jujur yang terlalu dalam melukai

Maafkan aku hati...

Timor060317