Senin, 28 Agustus 2017

Bibir Waktu Masih Terkatup

Bulan menyusup di balik awan
Dia tidak tau pijar merah mata awasku
Setelah melenakan padang asmara
Perlahan menjauhi gebu rindang rinduku

Dia lupa kilauku matahari
Jika murka membabi buta
Membakar elok senja
Biar kusut cantik paras malammu

Tapi tak perlu takut
Bersinarlah apa ada mu
Aku bukan penakut
Pembuat huru hara

Kelak kau terlahir jingga
Akan ku kagumi sebagai pelipur lara
Lantas aku lahirkan pagi
Akan kau pahami sebagai lelap nyenyak parasmu

Telah sangat ku resapi
Aku hanyalah pagi hingga petang
Kau adalah senja
Dan perlahan gelap mengejar pagi

Bersatu hanyalah mimpi
Kita adalah perbedan sejak lampau
Ooo...teruskan tingkah ayu itu
Aku mulai bosan menunggu waktuku

Aku takan merintih
Saksikan kupu-kupu menjamah  lembab bibir elok jinggamu
Bahkan hingga perlahan menghitam legam
Aku takan perduli

Aku takan pula meronta
Mendapati kumbang bermanja-manja dalam pelukmu
Aku hanya akan menikmatimu diam-diam
Dari sudut bibir waktu
Dalam setiap gontai desahNya

Timor290817

Hening Pagi

Pagi ini begitu sinis
Tiada jerit angin
Tiada rintihan daun jatuh
Rembulan mengkerut lengkung teriris
Tak ada yang dapat ku lukis

Hening pagi
Timor20817

Senin, 21 Agustus 2017

Andai Kau Mimpiku

Aku pernah punya mimpi
Belum sempat ku gapai
Karena lenganku sibuk kau pakai
Tuk tempat kau berandai

Aku lantas terbelah dua
Untuk mimpi yang ku impi
Untuk andai yang kau damba
Demi nafas bisa terus bernyanyi

Pernahkah kau tahu itu
Aku bahkan bermimpi
Itu bukan yang kau andai
Hingga tenggelam dalam imaji hampa
Aku lumpuh

Kau lembut merawatku
Tak sekalipun jemu
Meski peluh berkilau
Di tiap risau wajahmu

Aku masih meringkuk muram
Karena sakitku tak bisa kau temui
Walau ranjang nampak lebih kumal
Menampung begitu banyak peluh dan air matamu

Aku hanya tak mampu berlari
Karena peluh dan air matamu
Telah meresap terlalu jauh
Jauh hingga mendampingi mimpiku
Tapi mimpiku masih bukan yang kau andai

Andai saja....

Timor210817

Jumat, 11 Agustus 2017

Kicau Hati

Kau
Raut wajah ayu
Raut rasa yang biru
Gugur bagai daun waru

Tatapmu yang sayu
Lentik alis nan kuyu
Bergelayut pada nafas syahdu
Nan merayu-rayu

Kau ratu di hatiku
Kala dekil sawah lembut kau cumbu
Kau bidadari di pancuran bambu
Di antara padu kuning bernas padi

Ahh Kau...
Habis sudah kicau
Tentang indahmu
Dari hatiku

Timor120817