Kamis, 26 Oktober 2017

Cinta...

Cinta...
Kau kah itu
Selalu saja di belakangku
Mengapa ?

Ku tunggu di dingin fajar
Mentari menghantarmu pikirku
Ku nanti di sejuk senja
Rembulan menghadirkanmu sangka ku

Mentari datang dan pergi
Cahayanya redup membosankan
Rembulan diam merayapi malamku
Sinarnya pilu

Mesti bagaimana
Aku yang di jajah rindu
Akankah tegar kaki melangkah
Menyusuri tepian taman berwarna-warni

Kembang seruni lincah berayun
Di candai angin
Mekar berseri
Seperti wajah-wajah dengan tawa lebar

Benakku lantas melukis pada tiap tangkai
Satu persatu wajah penuh tawa hina
Menikam dengan tatapan sinis
Lalu bersuara

Kamu pecundang
Bahkan cinta begitu liar terhadapmu
Kamu bukan manusia
Kamu sampah

Langkahku berat
Aku tersungkur
Aku menangis
Meringkuk di antara kembang

Timor271017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar