Minggu, 12 Februari 2017

Cemburu

Malam bernyanyi sepi
Detak jam dinding berapi-api
Masih enggan dia untuk menepi
Meski sia-sia menjejak tiap angka

Setangkai kembang seruni terlihat letih
Tercekik di sela-sela jemariku
Mahkotanya yang kuning tak lagi berseri
Jenuh pada sebuah keyakinan

Tak apa-apa
Telah ku pikirkan dalam-dalam
Ku timang-timang
Aku tak perlu menunggu siapa-siapa

Ku coba berdamai dengan malam
Rasanya kini tak lagi kelam
Tak lagi angin menyapa seram
Seiring gelap menghantarku tenggelam

Ku pijarkan mata pagi ini
Taman berwarna-warni
Ohh...mereka berpasang-pasangan
kupu-kupu kuning nikmati kembang seruni

Aku di lumat cemburu
Terseret ke dasar kalbu
Ruang kecil tempatku kerap menggerutu
Tentang segala yang mengganggu

Jam dinding tergolek berdetak samar dan lambat
Ku tatap lekat-lekat
Telah pecah berantakan
Setangkai kembang seruni terkapar layu di sana

Teringat malam tadi
T'lah ku hempaskan marahku
Ketika setangkai kembang seruni
Tiada mampu dinginkan hati
Pada detak waktu yang menghimpit dada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar