Minggu, 23 Oktober 2016

Dompet pun berteriak

Hari ini sama spt kemarin
Hari ke sekian yg ku rindukan di hari kemarin
Hari di mana ku tempatkan segala daya penantianku
Hari di mana kesungguhanku kembali di abaikan
Tolong lah hai penguasa
Aku memang cuma sebangsa kutu di mata mu
Hanya butuh sekali kau sentil
Aku cuma tinggal bangkai
Dengarlah suara ku
Yang parau dan tak merdu
Lihatlah keadaan ku yang gontai dalam kesuraman
Jangan kau biarkan redup gelora semangat penantianku
Ku mohon tak lagi kau biarkan awal bulan ini merangkak pergi
Pergi menuju penghujung bulan
Sungguh itu masa yang paling ku benci
Kenapa kau deritakan aku dalam penantian ini
Tak tahu kah kau?
Provider kecintaanku sdh mengacung"kan tangan
Seolah berkata "hei Roni... cepat isi pulsa dan paket data mu ,sebelum ku blokir nomor mu...".
Beberapa hari ini aku selalu gemetaran tentang itu
Tak tahukah kau ?
Kepala ku telah terlampau pening
Demi mendengar suara nyut" dari meteran pulsa listrik ku
Tak tahukah kau ?
Mas jimy penjual bakso langgananku
Seperti makin rajin lalu lalang di depan rumah ku
Suara ketukan mangkuk baksonya bertalu" spt sedang mengiringi nyanyian merdu "Roni orang kere...berulang kali
Tahukah kau ?
Ini sudah tanggal 5 Tuan
Seharusnya kau mengerti
Bahwa dompetku sudah harus berisi
Kotak beras ku sudah harus penuh
Tolong...
Cairkan gaji ku
Agar penantianku terjawab
Supaya senyum ku juga boleh merekah
Seperti orang lain juga mengisi keceriaan tanggal muda mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar